Minggu, 16 Oktober 2011

Pulanglah, dik....

Wajahmu pucat,
senyummu terlihat begitu pahit,
terpaksa kah ?


Ada apa, dik ?
Berbagilah....
Meski hanya dengan cerita...
Karena lewat ceritamu kami akan tahu tentang kau dan dunia barumu.


Tapi aku rasa kekuatanmu telah habis.
Lihat saja,
Langkahmu gontai,
Ayunan tanganmu tak lagi seirama,
Tatapanmu tampak begitu kosong.
Kemana hilangnya semangat itu ?
Kemana larinya pancaran penuh pengharapan itu ?
Semua seperti tak lagi terlihat,
Aku yang tak lagi mampu melihat,
Atau sesungguhnya memang tak lagi ada ?


Kamu tampak begitu rapuh, dik !
Ada apa ?
Berbagilah.....
Aku selalu menyiapkan bahu,
Untuk tempatmu menangis,
Tentu saja !


Begitu berat kah hingga membuatmu tak mampu berkata ?
Begitu lelah kah hingga berdiri pun kau tak lagi mampu ?
Begitu menyedihkan, dik......
Begitu tampak berbeda !


Kembalilah pada kami...
Jika kau merasa telah cukup lelah utk brdiri diantara mereka.
Tangan kami masih selebar dulu utk tetap menyambutmu.....
Pulanglah, ke rumah kita !
Ini masih tetap rumahmu,
rumah yang sama,
rumah yang dahulu membesarkanmu.


Pulanglah.....
Kami menunggumu d depan pintu, pintu hati kami.......


Masih ingatkah kau dengan jalannya ?
jika tidak,
jika engkau telah lupa,
kami akan membantumu utk menemukannya,
menemukan jalan pulang !
Dan jika pun engkau terlalu lelah untuk melangkah,
kaki kami akan menopang tubuhmu utk tetap tegak,
tangan kami akan memapahmu,
hingga kau tiba di rumah !


Pulanglah.........
Kami merindukanmu, dik !



Kost, 8 November 2010
_nles_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar