Minggu, 16 Oktober 2011

Ironi angka 6.........

Kamu tampak begitu sedih, sayang..... karena aku kah ???

Bukan, bukan....
Tentu bukan karena aku,
Kita baik-baik saja...
Aku dan kamu !!!


Lalu kenapa ???
Yang kudengar seorang wanita menyentuh hatimu dan membuatnya terluka.....
Aku bertanya pada batinku ,"
Siapa ?
Wanita yang mana ?
Apakah aku ?
Tapi kamu berkata bukan aku !
Jika bukan aku,
Lalu wanita yang mana ?
Bukankah cm aku wanitamu....


Hhh.....
Pertanyaanku bersekutu dengan ragu dan curiga,
Apakah akan menjadi cemburu,
Kemudian kecewa ?
Ntahlah.....

Dan kamu tetap saja diam.
diammu membuatku bingung,
bingung harus mengucap apa,
bingung kalau harus diam saja,
aku merenungi,
aku mencoba memahami arti diammu,
aku menunggu kamu memecah diamku !


Hingga akhirnya,
Bibirmu mulai mengeja kata
," Aku tak ingin menyakitinya ".


Aku tertegun pada kata " nya "
Siapa maksdnya ?
Sekali lagi,
Tentu bukan aku...


Sedetik kemudian pengakuan-pengakuan pun mulai muncul dari bibirmu yg slama ini sll berjanji begitu manis pada hatiku...

" Maaf, aku tak mampu membiarkannya sendiri, aku tak mampu untuk tidak mencintainya lagi, aku tak mampu untuk tidak kembali padanya dan aku semakin tak mampu untuk menggantikannya denganmu ! "

Begitu lancar,
Tanpa cekat,
Kata-kata itu mengalir deras dari bibirmu.
Kata yang membuatmu tampak begitu lega.
Tapi tahukah kamu, cintaku...
Aku tak sanggup mencernanya,
Bahkan mendengar nya pun membuatku bergidik,
aku merinding,
aku tersesak,
menahan tangis.....


Mimpikah ???
Dan kau kembali melanjutkan kejujuranmu,
seolah tak peduli akan betapa tersakitinya aku,
aku bagai tertusuk miliaran kristal-kristal es,
begitu sakit, dingin dan nyeri tak tertahankan...


" Enam bulan lalu dia datang padaku, meminta kembali cintaku yang enam tahun lalu telah disia-siakan nya...dan aku tak mampu untuk menjawab tidak atas permintaannya itu ."


Huruf-huruf yang kau lancarkan semakin tak terkendalikan,
Dan kamu tetap melanjutkan....


" Dan kemarin ketika dia melihatku mencium mesra bibirmu, dia mengaku sangat cemburu dan dia terlihat begitu sakit karenanya... Dia menangis semalaman meskipun aku telah mendekapnya erat dan berjanji tak kan meninggalkannya... Sungguh aku tak sanggup melihatnya begitu ! "


Kamu berhenti,
Akhirnya kamu tercekat...
Karena melihat tubuhku bergetar kah ???
Aku pikir tidak !!!
Tanda titik pada kalimatmu trlihat nyata karena kamu sangat mengkhawatirkannya.


Oh kasihku, apa ini ?
Mana kata-kata manis itu ?
Mana sajak-sajak cinta itu ?
Kenapa bibirmu terlihat begitu hitam dan mengerikan ?
Tuhan.........



Siapa kamu ?
Kamu bukan kekasihku.
Kekasihku tak kan menyakitiku.


Huffffft....
Aku tau satu kenyataan yg tak terpikir sebelumnya,
Tak kau acuhkan telponku,
Tak kau jawab pesanku,
Dan pada kala itu kau bersamanya ?
Mendekap dan menenangkannya ?
Lalu aku ???


Tahukah kamu,
Aku memikirkanmu malam itu,
Aku begitu mencemaskanmu,
Sementara kamu ?



Aku tetap hening,
Tak tau harus berucap apa,
Pikiranku mulai tak terkendali,
Kukumpulkan kekuatan sebisa aku memungut puing-puing keberanianku,
Bahkan nyawaku terasa tak lagi melekat pada tubuhku...


" Tahukah kamu aku sangat mencintaimu ? Kuberikan semua yang kupunya 3 tahun ini, untukmu lelakiku.... Dan kamu hanya menjadikanku obat sementara untuk lukamu ?
Kamu hanya menjadikanku pelarian atas cintamu yang tersia ?
Hey sayang,
Tak berartikah masa 3 tahun ini ?
Hingga begitu mudahnya kau membuangnya bahkan untuk perempuan yang telah menyiakanmu ?


Apa artinya aku ? Tak kau anggap kah cintaku ?
Atau sejak awal mula kau tak pernah mencintaiku ?
Oh penjaga jiwaku, sekejam inikah kamu ?
Aku tak sanggup untuk mengerti....
Tidak ingatkah kamu 6 hari lagi kita akan menyatu ?
Tanggal 6 bulan ke- 6 yang telah kita sepakati untukmu menjadikanku istri.
Sadarkah ?


Batinku meronta,
Hatiku terluka,
Darahnya bercampur nanah,
Sungguh tak terperikan.
Dan kamu kembali diam !


Aku melanjutkan,
" Apa maumu sekarang ? "



Telah lama aku menunggu jawaban atas satu pertanyaanku itu,
Jawablah !
Bukankah tadi kau begitu lancar bercerita ttg dia ?
Lanjutkanlah...
Lanjutkan menyakitiku....
Aku telah siap atas keputusanmu selanjutnya !


" Aku akan mati jika tak bersamanya, telah lama aku merawat lukaku, berharap dia datang membawa obat untukku... Dan dia telah datang enam bulan lalu, menyembuhkanku "



Kamu kembali pada diam mu.
Dan aku berpikir,
Lagi lagi angka 6.... Bukankah angka 6 kamu memintaku jd kekasihmu, bukankah angka 6 pula yang akan menyatukanku denganmu... Lalu knp kamu pilih angka 6 itu untuk mengkhianati asaku ???


" Aku akan pergi.... Aku bahagia untukmu dengannya !"

Ucapku seraya menyerahkan kembali cincin bertuliskan nama kekasihku,
Cincin yang sempat melingkar beberapa waktu di jari manisku,
Cincin yang memiliki kekuatan luar biasa yang selalu mampu membuatku tersenyum,
Cincin yang sebelum hari ini mampu membuatku merasa memilikimu seutuhnya,
Cincin yang sejak hari ini tak lagi pantas kumiliki !


" Maaf......... "


Terdengar lirih ketika aku berlalu darimu !




_NLES_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar